Selasa, 20 November 2012

Penutupan Latihan Bersama EX-Eagle 22/2012 Di Changi Naval Base Singapura


ARMABAR (20/11),- Penutupan Latihan bersama TNI AL dan Republik of Singapore Navy(RSN) ke 22/ 2012 yang melibatkan 2 (dua) kapal perang TNI AL dan satu kapal perang RSN dilaksanakan di Fleet Command, Changi Naval Base, Singapura.
Penutupan latihan bersama Angkatan Laut Indonesia dan Singapura tersebut ditutup oleh Panglima Armada Angkatan Laut Republik Singapura (Fleet Commander Republik of Singapore Navy) Colonel Thimoty Lo dihadiri Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksda TNI Sadiman, S.E., didampingi Asintel Pangarmabar Kolonel Laut ( E) Hendrawan Bayu P, Kasguspurlaarmabar Kolonel Laut (P) Amarulla Octavian, S.T., M.Sc., D.E.S.E., Athan Indonesia untuk Singapura Kolonel Laut (P) Sarimpunan Tanjung, Komandan Satuan Gugus Tugas Letkol Laut (P) I .G.P Aswan Candra, Komandan kapal perang jenis Sigma KRI Frans Kaisiepo-368 dan Komandan kapal perang jenis kapal cepat Fast Patrol Boat (FPB) 57 KRI Lemadang-632.
Sedangkan RSN dihadiri oleh Col. Alan Goh (Komandan Satgas Latma Ex-Eagle 22/12 RSN), Atase Pertahanan (Athan) Singapura untuk Indonesia SLTC Tan Bian, LTC Chew Chun-Liang Komandan RSS (Royal Singapore Ship) Stalwart 72 serta para perwira kapal perang yang terlibat dalam Latma Exercise Eagle 22/2012.

TNI AL dan TLDM Gelar Latma Malindo Jaya 22AB/12

Kapal perang Malaysia KD Selangor-176 dan KD Mahawangsa-1504 saat merapat di dermaga Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (19/11). Kedatangan kedua kapal perang TLDM tersebut disambut Komandan Satuan Kapal Cepat (Dansatkat) Koarmabar Kolonel Laut (P) David Santoso selaku Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Latihan bersama Malindo Jaya 22AB/12. (Foto: Dispenarmabar)

Jakarta: TNI Angkatan Laut (TNI AL) menggelar latihan bersama (Latma) dengan Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM) dengan sandi Latma Malindo Jaya 22AB/12.

Latma Malindo Jaya 22AB/12 adalah bentuk latihan bersama antara TNI Angkatan Laut (TNI AL) dan Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM) dalam rangka peningkatan kerja sama dan hubungan bilateral kedua negara, khususnya dalam kemampuan operasi dan kesiapan unsur-unsur TNI AL dan TLDM untuk menghadapi ancaman di laut.

Latihan bersama ini dimaksudkan untuk meningkatkan profesionalisme angkatan laut kedua negara, sekaligus juga digunakan sebagai tolak ukur kemampuan masing-masing Angkatan Laut terutama dalam bidang operasional dan penyesuaian terhadap perkembangan teknologi baik dalam bidang persenjataan maupun piranti lunak pendukung latihan. Selain itu sebagai salah satu upaya untuk menyamakan persepsi dan tidakan dalam penanganan tindak kejahatan di laut khususnya yang terjadi di wilayah perairan masing-masing negara di Selat Malaka.

Dalam latihan bersama antara TNI AL dan TLDM tersebut akan dilatihkan beberapa materi diantaranya kemampuan mengaplikasikan dan mengembangkan dokrin, taktik dan prosedur operasi laut bersama khususnya prosedur pemeriksaan (boarding party) serta komando pengendali dan kerja sama secara taknis antar unsur TNI AL dan TLDM.

TNI AL pada pelaksanaan Latma Malindo Jaya 22AB/12 ini melibatkan unsur dua KRI dari jajaran Koarmabar yakni KRI Lemadang-632 dan KRI Clurit-641 yang sehari-harinya kedua kapal perang tersebut berada dibawah pembinaan Sutuan Kapal Cepat (Satkat) Koarmabar serta Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) Koarmabar. Sedangkan TLDM melibatkan dua kapal perang yakni KD Mahawangsa-1504 jenis kapal pendukung dan KD Selangor-176 jenis kapal patroli lepas pantai serta Pasukan Khas Laut (Paskal).

Latma Malindo Jaya 22AB/12 akan dilaksanakan mulai tanggal 19 sampai dengan 26 November 2012 di Jakarta, yang tahap pelaksanaannya dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap latihanan di pengkalan, tahap manuver laut dan tahap pengakhiran. Tahap pangkalan meliputi kegiatan serimonial yaitu upacara pembukaan, kunjungan kehormatan (courtesy call) dan resepsi, sedangkan kegiatan latihan melliputi pertukaran materi keangkatanlautan, paparan OCS, diskusi dan Table Top Game (TTG), latihan bersama antara Satuan Komando pasukan Katak (Satkopaska) TNI AL dengan Pasukan khas laut (Paskal) TLDM serta kegiatan olah raga bersama.

Senin, 19 November 2012

Inilah Penyebab Tentara Menjadi Berani di Medan Perang

Peneliti menemukan rahasia mengapa tentara setia berjuang dan rela mati demi yang lain, karena berhubungan dengan insting yang sama seperti ketika ibu melindungi anaknya. 

Peneliti mendapati dalam pertempuran yang panas, ditemukan unsur kimia yang sama dengan yang berjalan di dalam darah ibu, dan memunculkan perasaan sangat agresif pada 'pih

ak luar'.

Efek ini ditemukan di sekitar hormon oxytocin yang hadir saat individu melepaskan stress dan saat mereka bersosialisasi dengan orang lain.

Ilmuwan menemukan bahwa hormon ini berhubungan dengan hormon cinta ataupun ikatan yang membuat mereka seperti seorang ibu dan bertindak agresif pada pihak musuh.

Menggunakan permainan simulasi komputer, peneliti menemukan bahwa relawan yang diberikan semprotan hormon ini memiliki ikatan lebih cepat dan lebih dalam dengan kelompok mereka, namun menjadi lebih 'galak' di luar teman mereka.

Dr Carsten De Dreu dari University of Amsterdam, seperti dikutip dari Telegraph mengatakan fenomena ini dikenal sebagai parochial alturism atau 'merawat dan mempertahankan'.

Dr. De Dreu yang mempublikasikan penemuan ini di science mengatakan, “Oxytocin seperti pedang dengan dua sisi. Ini membuat Anda sangat baik terhadap kelompok Anda, tetapi begitu agresif dengan pihak luar.”

Holly Arrow, ahli psikologi perang dari University of Oregon mengatakan, “Oxytocin sangat penting bagi keterikatan manusia dan membuat mereka siap membela kelompok tersebut.

TNI Butuh Penerbang Tempur Muda

JAKARTA - Makin banyaknya pesawat militer yang meperkuat TNI membuat kebutuhan penerbang kian tinggi. Guna memenuhi kebutuhan itu, Mabes TNI melakukan perekrutan calon penerbang pesawat tempur, angkut, dan helikopter dari kalangan sipil.

Rekrutmen itu dilakukan terhadap lulusan SMU jurusan IPA dengan nilai UAN rata-rata 7,5 melalui berbagai tahapan dalam program P

erwira Siswa Dinas Pendek (PSDP). Dari 369 pendaftar dari berbagai daerah melalui sistem online, hanya 60 diantaranya yang berhasil mengikuti seleksi tingkat pusat.

Asisten Personil Panglima TNI yang menjadi Ketua Panitia Pusat Penerimaan Calon Siswa PSDP, Marsda TNI Bambang Wahyudi mengatakan, penerimaan perwira PSDP penerbang TNI diarahkan untuk dapat mengisi atau mengawaki alat utama sistem senjata (alutsista) berupa pesawat TNI, baik fix wing maupun rotary wing (helikopter).

"Yang lulus nanti disiapkan dan diharapkan menjadi penerbang-penerbang handal TNI," ujarnya dalam pembekalan calon siswa PSDP di Skadik-502 Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, Minggu (18/11).

Bambang menegaskan, TNI sangat berkepentingan mencari sumber daya manusia yang berkualitas dari proses rekruitmen ini. Karenanya, dalam tahapan seleksi selalu dilaksanakan secara ketat berdasarkan ketentuan yang ditetapkan.

Bahkan, untuk rekruitmen seperti ini, TNI tidak mengharuskan kuota bisa dipenuhi. Alokasi penerimaan calon perwira siswa PSDP penerbang TNI tahun 2012 sejumlah 25 orang, terdiri dari 15 orang TNI AD dan 10 orang TNI AU.

"Namun perlu dipahami, bahwa jumlah alokasi bukan suatu keharusan, apabila jumlah yang memenuhi syarat tidak memenuhi alokasi tersebut," jelas dia.

Lebih lanjut Bambang menuturkan, standar kelulusan menjadi prajurit TNI relatif lebih ketat dibandingkan standar kelulusan profesi lainnya. Sebab, tantangan, peran, dan tugas TNI pada waktu mendatang semakin berat dan kompleks. "Apalagi yang disiapkan menjadi penerbang militer," tegasnya.

Lulus tidaknya calon siswa ini didasari atas pertimbangan hasil pemeriksaan dan pengujian secara menyeluruh dari semua aspek yang diujikan dan diperiksa. "Kolusi pada proses penerimaan prajurit TNI harus dicegah dan dihapuskan. Bentuk-bentuk nepotisme tidak berlaku," tandas Bambang.

Sekretaris Panitia Pusat Penerimaan Calon Siswa PSDP Kolonel (Inf) Herman Waluyo menambahkan, lulusan rekruitmen ini akan menjalani ikatan dinas pendek sebagai perwira TNI selama 5-10 tahun. "Setelah itu bisa dinas di luar atau tetap melanjutkan dinas di TNI," sebut perwira menengah yang menjabat sebagai Paban I Ren Spers TNI itu.

Siswa yang lulus akan menjalani pendidikan selama sekitar 33 bulan untuk kemudian dilantik sebagai letnan dua. Pendidikan berlangsung di Yogyakarta dan Solo. "Lokasinya sama dengan yang lulusan dari akademi TNI, tapi mereka dalam kelas sendiri," tuturnya.

Dalam rekruitmen kali ini, seluruh calon adalah laki-laki. "Tidak menutup kemungkinan ada wanita, sesuai kebutuhan," imbuhnya.

Seleksi tahap pertama tingkat pusat berlangsung di Jakarta hingga 30 November. Selanjutnya pada tahap kedua dilangsungkan di Yogyakarta untuk tes bakat terbang pada 8-22 Januari 2013.

Bagi yang lulus seleksi tahap kedua, mengikuti pendidikan pertama dimulai 1 Februari 2013 di Solo selama lima bulan dan dilanjutkan bina kelas dan bina terbang selama 28 bulan di Yogyakarta.

Panglima TNI Membuka Latsitardanus XXXIII di Mataram

JAKARTA - Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, membuka Latihan Integrasi Taruna Wreda Nusantara (Latsitardanus) XXXIII tahun 2012, di lapangan Sangkareang Mataram, Nusa Tenggara Barat, Minggu (18/11/2012).
Dalam keterangan pers yang diterima Tribunnews.com, Latsitardanus XXXIII tahun 2012 diikuti oleh 1.738 Taruna dan Mahasiswa, terdiri d

ari Taruna Akademi TNI 453 orang, Taruna Akmil 239 orang, Kadet AAL 105 orang, Karbol AAU 109 orang, Taruna Akpol 293 orang, Taruni 49 orang, Mahasiswa IPDN 200 orang, Mahasiswa gabungan 155 orang dan pengasuh/pendamping 135 orang.

Beberapa perguruan tinggi yang bergabung dalam Latsitardanus XXXIII tahun 2012, diantaranya : Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Universitas Indonesia (UI), UPN Surabaya, IAIN Mataram, Sekolah Tinggi Agama Hindu Gde Pudya Mataram dan Universitas Mataram.

Adapun kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan para Taruna dan Mahasiswa dalam Latsitardanus XXXIII tahun 2012 ini, diantaranya adalah kegiatan karya bakti, bakti sosial, penyuluhan, sadar hukum, riset sosial, pembekalan kejuangan dan teknologi tepat guna. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Kotamadya Mataram, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Utara dan Kabupaten Lombok Barat.

Sementara itu, tujuan dilaksanakannya Latsitardanus ialah sebagai wujud nyata kepedulian generasi muda TNI dan Polri serta mahasiswa dalam rangka membantu percepatan program pembangunan di Provinsi Nusa Tenggara Barat, terutama dalam rehabilitasi tempat pemukiman penduduk, sekolah-sekolah, tempat ibadah serta sarana dan prasarana lainnya.
Hal tersebut sejalan dengan tekad dan program pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta mencerdaskan kehidupan seluruh rakyat Indonesia.
Dalam amanatnya Panglima TNI menyampaikan, pelaksanaan Latsitardanus menjadi wahana integrasi generasi muda calon pemimpin bangsa dimasa akan datang serta menjadi media membangun kebersamaan dengan masyarakat melalui bakti nyata sebagai wujud kepedulian sosial yang kesemuanya itu merupakan modal dalam membangun dan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.

Untuk itu, melalui Latsitardanus XXXIII tahun 2012, segenap generasi muda TNI, Polri, Mahasiswa dan masyarakat akan merajut kebersamaan dalam membangun daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang merupakan panggilan moral yang dibaktikan guna membantu percepatan pembangunan ekonomi dan kehidupan sosial masyarakat Nusa Tenggara Barat.

Tema yang diangkat dalam Latsitardanus XXXIII tahun 2012 ialah 'Melalui Latsitardanus XXXIII Tahun 2012 Kita Tingkatkan Kemanunggalan TNI, Mahasiswa, dan Masyarakat Dalam Rangka Percepatan Pembangunan Perekonomian Daerah di Nusa Tenggara Barat'.

Usai upacara pembukaan, Drum Band Akademi TNI gabungan Akmil, AAL, AAU dan Akpol melaksanakan kirab di kota Mataram beserta seluruh peserta Latsitardanus XXXIII tahun 2012. Turut hadir pada upacara tersebut, diantaranya Kapolri, para Kepala Staf Angkatan dan pejabat Muspida setempat.

(PYJ)

"Nexter Caesar, Meriam Kelas Berat Penggempur Sasaran Jauh"

Tahun 2012 ini cukup banyak persenjataan baru yang mulai berdatangan memperkuat jajaran TNI. Salah satu di antaranya adalah meriam jarak jauh atau howitzer kelas berat berkaliber 155 mm, Nexter Caesar.

Seperti diberitakan antara lain di jurnal pertahanan Jane’s Defense Weekly, Indonesia bakal secara total membeli 37 unit howitzer swager

ak ini, yang akan dikirim pada 2013-2014 mendatang. Dengan pengadaan ini, Indonesia akan menjadi negara keempat di dunia yang menggunakan senjata andalan AD Prancis ini. Selain Prancis sendiri selaku pembuatnya, Caesar juga sudah digunakan Arab Saudi dan negeri tetangga sesama anggota ASEAN, Thailand. Negeri lain yang tengah pikir-pikir untuk membeli adalah Denmark.

Sesuai jenisnya yaitu howitzer swagerak, meriam supergede ini memang bisa “jalan-jalan” sendiri karena terpasang secara integral dengan truk Renault Sherpa berpenggerak enam roda dengan kecepatan maksimal 100 km per jam dan jarak jelajah hingga 600 km tanpa mengisi ulang bahan bakar. Lain halnya dengan howitzer konvensional yang harus ditarik truk dengan gandengan untuk mobilitas. Pilihan lain kendaraan platformnya adalah Mercedes Benz Unimog, seperti yang dipakai untuk Caesar pesanan Arab Saudi.

Menurut Army-Technology.com, Caesar mulai dirintis tahun 2003 saat AD Prancis memesan lima unit untuk uji coba sebagai pengganti howitzer tarik TRF1. Kontrak pengadaan akhirnya diteken pada 2004 untuk pembelian 72 unit howitzer swagerak ini, dan produksinya pun dimulai pada Juni 2006.

Dilihat dari sistem meriamnya, sebenarnya Caesar masih mengadopsi sistem lama yang sebelumnya terpasang di howitzer swagerak yang menggunakan platform tank AMX-13. Meski begitu, sejumlah rancangan baru membuat meriam ini makin ampuh dan yang paling penting, praktis digunakan.

Misalnya saja, semua sistem persenjataan dan awak bisa dibawa oleh satu unit Caesar. Enam awak per unit bisa dibawa di dalam kabin truk pembawa dengan perlindungan cukup. Selain itu truk pembawa juga sudah bisa membopong 16 peluru yang tersimpan di rak-rak yang terpasang di bawah meriam. Semua sistem navigasi, pengintaian dan pengendalian tembakan juga sudah terpasang di truk itu. Jadi, setiap unit Caesar bisa beroperasi secara mandiri.

Sistem pengintaian sasaran dan pengendalian tembakan menggunakan FAST-Hit, sistem terkomputerisasi yang dikembangkan Nexter dan EADS Defense Electronics. Sistem ini dipadukan dengan radar Intertechnique ROB4 dan sistem navigasi SAGEM Sigma 30 plus GPS. Dengan semua sistem ini, kru meriam tak lagi butuh panduan dari tim lain. Penyetelan sudut tembakan dan kebutuhan lainnya dikendalikan dengan menggunakan komputer berlayar sentuh yang terpasang kokoh dalam lindungan kotak baja di dekat meriam.

Sistem penembakannya juga semi otomatis, sehingga meriam ini bisa menembakkan hingga enam proyektil dalam semenit, sementara penyiapan semua sistemnya mulai dari persiapan fisik senjata, pengintaian dan pembidikan sasaran hingga penembakan pertama bisa dilakukan dalam waktu kurang dari semenit. Kalau Anda perhatikan dalam video peragaan penembakan, tak terlihat ada selongsong peluru yang keluar setiap kali salvo tembakan dilakukan. Ini lantaran Caesar sudah menerapkan penggunaan peluru jenis tanpa selongsong atau caseless. Hal ini menguntungkan karena bobot peluru jadi lebih ringan dan tak meninggalkan limbah selongsong.

Untuk jenis pelurunya, Caesar bisa menggunakan berbagai jenis sesuai kebutuhan. Salah satu tipe yang diunggulkan adalah tipe Ogre. Meski jenisnya konvensional alias tidak menggunakan sistem kendali canggih seperti jenis peluru lain, Ogre tetap sangat berbahaya karena dalam setiap proyektilnya terdapat 63 set peledak atau bomblet, yang akan memecah keluar dan meledak dalam pola menyebar di atas sasarannya. Penembakan berturutan enam proyektil Ogre bisa menyapu wilayah sasaran seluas 3 hektare, pada jarak jangkau tembakan hingga 35 km. Meriam Caesar sendiri bisa menembakkan proyektil hingga jarak maksimal 42 km.

Minggu, 18 November 2012

Latihan Gabungan TNI untuk Uji Profesionalisme Prajurit

Jakarta - Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengungkapkan Latihan Gabungan (Latgab) TNI tingkat Brigade tahun 2012 untuk menguji doktrin yang dimiliki dan meningkatkan profesionalisme prajurit di dalam operasi gabungan, saat meninjau latihan lapangan Latgab TNI di Pelabuhan Jeti, Sangatta, Kalimantan Timur, Jum’at (16/11/2012). 

Panglima TNI yang menyaksikan pendaratan Amfibi, dan penembakan Artileri Medan yaitu Meriam Howitzer dan Roket RM-70 Grad juga menuturkan, Latgab TNI tingkat Brigade ini merupakan Kampanye Militer yang di dalamnya ada Operasi Dukungan Udara/Pengintaian Udara, Operasi Intelijen Taktis, Operasi Pasukan Khusus, Operasi Dukungan Udara/Operasi Perebutan Pengendalian Pangkalan Udara (OP3U), Operasi Laut Gabungan, Operasi Amfibi, Operasi Lintas Udara, Operasi Pendaratan Administrasi, Operasi Darat Gabungan dan Operasi Teritorial. 

“Latihan kali ini sesuai rencana, baik dan realistis, dan cukup puas sampai saat ini, latihan kali ini masih akan terus berlanjut untuk 7 hari ke depan, serta berharap prajurit yang berlatih di lapangan tetap menjaga semangat dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” ujar Panglima TNI dalam keterangan pers yang diterima Tribunnews.com.

Lebih lanjut Laksamana TNI Agus Suhartono, menuturkan kedepan akan dilaksanakan Latgab TNI yang lebih besar lagi dan akan mengundang Presiden RI untuk bisa hadir dan menyaksikan langsung.

Adapun sasaran yang hendak dicapai dalam Latgab TNI tahun 2012 ini meliputi aspek Strategis, yaitu terwujudnya konsep strategis penangkalan dan penindakan dalam strata strategi militer untuk memenangkan perang terhadap niat negara tertentu yang ingin mengganggu kedaulatan dan keutuhan NKRI.

Aspek Operasional, yaitu meningkatnya kemampuan baik perorangan maupun satuan  yang tergabung dalam Komando Gabungan TNI untuk mengaplikasikan, menerapkan doktrin kampanye militer, doktrin operasi gabungan dan doktrin operasi masing-masing angkatan dalam rangka menyusun rencana kampanye serta rencana operasi yang dipersiapkan sampai dengan krisis berdasarkan analisa kontinjensi yang diperkirakan akan terjadi.

Aspek taktik, teknik dan prosedur yaitu meningkatnya kemampuan baik perorangan maupun satuan-satuan manuver serta satuan taktis, untuk mengaplikasikan dan menerapkan petunjuk lapangan dan petunjuk teknis, dalam menyusun rencana operasi berdasarkan rencana kontinjensi yang diperkirakan akan terjadi. Aspek psikologis, yaitu terciptanya hubungan emosional dan saling pengertian antar prajurit dari berbagai unsur, soliditas, semangat, kemauan dan kebanggaan sebagai prajurit TNI yang terlibat dalam Latihan Gabungan TNI  tahun 2012. 

Latihan lapangan  Latgab TNI tahun 2012 dilaksanakan mulai 26 Oktober sampai dengan 30 November 2012 di perairan laut Sulawesi dan pendaratan Amfibi di Pantai Sekerat Sangatta, Kalimantan Timur dengan melibatkan 11.693 personel, terdiri dari 740 personel sebagai penyelenggara dan 10.953 personel sebagai pelaku. 

Bertindak sebagai Direktur Latihan Latgab TNI 2012 Mayjen TNI Djumadi yang sehari-hari menjabat Komandan Komando Pendidikan dan Latihan TNI (Dan Kodiklat TNI), sedangkan Panglima Komando Gabungan Latgab TNI 2012 Mayjen TNI Setyo Sularso yang sehari-hari menjabat Panglima Divisi Infantri 2 Kostrad Malang.

Turut mendampingi Panglima TNI dalam peninjauan latihan lapangan Latgab TNI 2012, diantaranya Anggota Komisi 1 DPR RI, Kasal Laksamana TNI Soeparno, Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat, para pejabat Mabes TNI dan Mabes Angkatan, para Pangkotama TNI AD, TNI AL dan TNI AU serta Bupati Kabupaten Kutai Timur Ir. H. Irsan Noor, MSi.