edar angin lalu.
Satu system senjata yang sudah pasti ada adalah SS2, yang iterasi atau variannya sudah sampai ke SS2V5R (R: Railed?) yang terlihat amat modern. Dalam dua tahun terakhir ini pula, Pindad juga sudah ikut tren dunia yang memasangkan berbagai macam optic ke atas SS-2. Jika empat tahun lalu pilihannya hanya KISS, sekarang sudah ada Trijicon ACOG, Trijicon Reflex, dan barang paling baru yang dipamerkan dalam IDAM 2012 ini adalah teleskop gambot Selex-Galileo ASPIS yang nangkring diatas SS2-V5R.
Teropong yang masuk sebagai item pengembangan program Soldato Futuro Italia dan dibuat oleh Finnmeccanica tersebut menampilkan banyak fitur seperti IR channel yang memampukan penembak untuk melihat dan membidik dalam gelapnya malam. Apabila ditambahi opsi modul kamera, hasil rekaman dari ASPIS juga dapat ditampilkan di sistem HMS (Helmet Mounted Sight) prajurit Soldato Futuro. Sistem ASPIS juga memiliki laser pointer terintegrasi dengan sistemnya, dan untuk pertempuran jarak dekat, ada Holosight dengan model seperti EOTech yang memberikan lensa bidik yang cerah dan refleks yang baik terhadap sasaran.
Yang mengherankan adalah, kenapa Pindad memasangnya dalam senapan dengan laras komando 10” seperti SS2V5. Apalagi kalau melihat aksesoris lain pada SS2V5 yang terpajang yaitu MagPul AFG (Angled Fore Grip) yang berbentuk segitiga di kuadran bawah sistem rel. AFG merupakan aksesori yang mendukung penggunaan MagPul Shooting Dynamics atau teknik menembak ala MagPul yang mengutilisasikan teknik menembak agresif, salah satu diantaranya adalah menggunakan AFG sedekat mungkin dengan mulut laras sehingga sentakan ke atas bias ditekan oleh tangan yang menekan AFG.
Untuk senapan laras pendek dengan AFG, penggunaannya jelas adalah untuk pertempuran jarak dekat, bukan untuk misi pertempuran malam pada jarak menengah yang membutuhkan optic teleskop IR. APSIS yang berat juga mempengaruhi titik berat senjata, membuat SS2V5 dengan receiver alumunium ini menjadi tidak nyaman digenggam.
Untuk SS2V5 ini Pindad kelihatannya memang MagPul minded. Magasennya menggunakan PMag dan popornya adalah popor tarik MagPul CTR. Enaknya, PMag terkenal tahan banting, sementara CTR menyediakan opsi popor tarik (dan tentunya engsel lipat standar SS2) yang cocok untuk pasukan khusus. Menggabungkan senapan PJD dan optic malam kelas berat? Hmmm….(AN)
Satu system senjata yang sudah pasti ada adalah SS2, yang iterasi atau variannya sudah sampai ke SS2V5R (R: Railed?) yang terlihat amat modern. Dalam dua tahun terakhir ini pula, Pindad juga sudah ikut tren dunia yang memasangkan berbagai macam optic ke atas SS-2. Jika empat tahun lalu pilihannya hanya KISS, sekarang sudah ada Trijicon ACOG, Trijicon Reflex, dan barang paling baru yang dipamerkan dalam IDAM 2012 ini adalah teleskop gambot Selex-Galileo ASPIS yang nangkring diatas SS2-V5R.
Teropong yang masuk sebagai item pengembangan program Soldato Futuro Italia dan dibuat oleh Finnmeccanica tersebut menampilkan banyak fitur seperti IR channel yang memampukan penembak untuk melihat dan membidik dalam gelapnya malam. Apabila ditambahi opsi modul kamera, hasil rekaman dari ASPIS juga dapat ditampilkan di sistem HMS (Helmet Mounted Sight) prajurit Soldato Futuro. Sistem ASPIS juga memiliki laser pointer terintegrasi dengan sistemnya, dan untuk pertempuran jarak dekat, ada Holosight dengan model seperti EOTech yang memberikan lensa bidik yang cerah dan refleks yang baik terhadap sasaran.
Yang mengherankan adalah, kenapa Pindad memasangnya dalam senapan dengan laras komando 10” seperti SS2V5. Apalagi kalau melihat aksesoris lain pada SS2V5 yang terpajang yaitu MagPul AFG (Angled Fore Grip) yang berbentuk segitiga di kuadran bawah sistem rel. AFG merupakan aksesori yang mendukung penggunaan MagPul Shooting Dynamics atau teknik menembak ala MagPul yang mengutilisasikan teknik menembak agresif, salah satu diantaranya adalah menggunakan AFG sedekat mungkin dengan mulut laras sehingga sentakan ke atas bias ditekan oleh tangan yang menekan AFG.
Untuk senapan laras pendek dengan AFG, penggunaannya jelas adalah untuk pertempuran jarak dekat, bukan untuk misi pertempuran malam pada jarak menengah yang membutuhkan optic teleskop IR. APSIS yang berat juga mempengaruhi titik berat senjata, membuat SS2V5 dengan receiver alumunium ini menjadi tidak nyaman digenggam.
Untuk SS2V5 ini Pindad kelihatannya memang MagPul minded. Magasennya menggunakan PMag dan popornya adalah popor tarik MagPul CTR. Enaknya, PMag terkenal tahan banting, sementara CTR menyediakan opsi popor tarik (dan tentunya engsel lipat standar SS2) yang cocok untuk pasukan khusus. Menggabungkan senapan PJD dan optic malam kelas berat? Hmmm….(AN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar