Kamis, 18 Oktober 2012

Mengenal Sosok L.B.Moerdani "Prajurit dan Inteligen Sejati"

Jenderal Purnawirawan Leonardus Benjamin Moerdani (alm.) lahir di Cepu Jawa Tengah 2 Oktober 1932.
Memulai karir militer sejak umur 14 tahun sebagai tentara pelajar di kota Surakarta, LBM mengabdikan seluruh hidupnya untuk NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Baginya NKRI adalah Harga Mati, yang tidak boleh ditawar-tawar. Nasionali

sme yang melekat di dalam diri beliau sungguh merupakan sebuah “teladan” yang seharusnya dicontoh dan diterapkan oleh para tokoh militer maupun tokoh politik masa kini, yang semakin hari semakin tidak jelas arah dan tujuan perjuangannya.

Di mata umum, LBM terkesan angker dan tertutup. Dan ia, memang, jarang tersenyum. Penampilannya yang ''angker'' seperti yang tampak di mata khalayak itu mungkin ''sikap bawaan''nya dari masa ketika ia menjadi komandan Satgas Intel Kopkamtib, sejak 1974. Benny -- demikian ia dipanggil -- masih harus memegang dua jabatan keintelan, yaitu Asisten Inteligen Hankam dan Wakil Kepala Bakin, sebelum menjadi Pangab-Kopkamtib.
Adapun keberhasilan dan prestasi yang di peroleh L.B Moerdani selama menduduki jabatan dinas Inteligen.
1. Operasi Seroja
2. Penangkapan Dinas Intelejen Rusia (KGB) yang beraksi di Indonesia

LBM juga termasuk salah-satu sesepuh di dalam kesatuan Kopassus. Beliau ikut terlibat di dalam perkembangan pasukan elite khusus ini sejak awal sekali. Beliau bahkan ikut secara langsung penyerbuan pesawat Woyla yang dibajak teroris di Don Muang bersama pasukan anti teror Kopassus, padahal pangkatnya saat itu adalah Letnan Jenderal.

Ketika Kolonel Alex Kawilarang sebagai Panglima TT III Siliwangi di Bandung dibentuklah Kesatuan Komando Teritorium III yang merupakan cikal bakal kesatuan Kopassus saat ini. Pelatih pertama dasar komando saat itu adalah Rokus Bernardus Visser yang setelah tinggal di Cisarua mengganti namanya menjadi Mochamad Idjon Djanbi. Kesatuan ini kemudian diberi nama Kesatuan Komando Angkatan Darat (KKAD) setelah menginduk ke MBAD, bukan Siliwangi lagi. LBM nerupakan angkatan pertama yang masuk ke pasukan elite ini, beliau dilatih oleh Mayor Idjon untuk menjadi Kader Pelatih Inti.

Setelah jumlah anggota telah mencukupi KKAD ditingkatkan menjadi Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD) pada bulan April 1956, dengan tiga kompi. LBM menjabat Komandan Kompi A pada bulan Juni 1956 dengan pangkat Letnan Dua menggantikan Letnan Satu Fadillah. Setelah itu operasi militer yang dijalankannya sebagian besar adalah operasi militer di Sumatera, yang pada awal kemerdekaan sangat rapuh. Untuk kemudian berlanjut operasi militernya ke Irian dalam tugas pembebasan Irian Barat, operasi militer di Kalimantan Utara dalam operasi Ganyang Malaysia.

Karir militer beliau yang tertinggi adalah sebagai Panglima ABRI, merangkap sebagai Pangkopkamtib. Pada masa itu pulalah Kopasandha berubah namanya menjadi Kopassus. Demikian pula dengan Komando Teritorial adalah gagasan dari almarhum.

Semasa menjadi Panglima ABRI, beliau juga telah berjasa mendirikan Sekolah Taruna Nusantara di Magelang. Satu hal yang mungkin banyak dilupakan orang adalah beliau secara tegas menolak tentara terlibat di dalam dunia politik.

Ketika krisis moneter melanda Indonesia tahun 1998 yang diikuti lengser-nya Presiden Soeharto, dan semakin maraknya eforia reformasi, ekonomi dan politik di Indonesia juga semakin tidak menentu. LBM merasa sangat prihatin ketika menyaksikan tanah airnya kacau-balau dan semerawut.

Tanggal 29 Agustus 2004 beliau menghembuskan nafasnya di RSAD Gatot Subroto, setelah menderita sakit. Telah pergi seorang Patriot Sejati. Telah pergi seorang prajurit sejati yang sangat loyal kepada tugas dan atasannya. Berkomitmen tinggi selalu menjaga keutuhan, kedaulatan bangsa dan negaranya. Jenderal yang berpenampilan dingin, pendiam, tertutup nyaris tanpa ekspresi. Namun sesungguhnya di dalam lubuk hatinya yang paling dalam almarhum orang yang sangat, peduli, tinggi kesetiakawanannya terutama terhadap yang lemah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar