Jumat, 02 November 2012

"Prajurit TNI di Lebanon Raih Penghargaan dari PBB"

Lebanon - Prajurit TNI kembali mengharumkan nama Indonesia di luar negeri. Pasalnya, Prajurit TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas Kontingen Garuda (Konga) pada misi perdamaian di Lebanon menerima Penganugerahan Piagam Penghargaan "Certificate of Appreciation" dari United Nations Interim Force (UNIFIL) di Lebanon.

Penghargaan ini diberikan ata

s peran dan dedikasi yang baik dalam memimpin Satgas Indo FPC di bawah bendera PBB/UNIFIL di Lebanon selama hampir satu tahun, serta pengabdiannya dalam mengemban tugas pada misi menjaga perdamaian dan penerapan mandat PBB sesuai Resolusi 1701 di wilayah Lebanon Selatan, selama satu tahun berturut-turut dengan baik tanpa cacat.

Upacara penyerahan piagam Certificate of Appreciation dipimpin oleh (Deputy Force Commander) Brig Jenderal Patrick Phela (Irlandia) bertempat di Markas UNIFIL HQ, Naqoura-Libanon selatan, Rabu (31/10/2012).

Prajurit TNI yang memperoleh penghargaan Certificate of Appreciation dari UNIFIL itu adalah Mayor (Inf) Wimoko yang berdinas sebagai Komandan Satgas Indo FPC XXVI-D2/UNIFIL, yang salah satu tugasnya adalah mengamankan markas UNIFIL HQ serta pengawalan Force Commander (FC and HoM).

Selain Dansatgas Indo FPC XXVI-D2, sertifikat penghargaan juga diberikan kepada 12 Komandan Satuan UNIFIL lainnya yang akan mengakhiri tugas, antara lain Komandan Batalyon mekanis XXIII-F Letkol (Inf) Suharto Sudarsono, Komandan SEMPU (Seceast Military Police Unit) Letkol (Cpm) Ida Bagus, Komandan Batalyon Spanyol (Span Batt), Komandan Batalyon Korea (Rok Batt), Komandan Kamboja, Italia, Ghana, Hunggaria, Finlandia dan Komandan Belgia.

Dalam sambutannya (Deputy Force Commander) Brig Jenderal Patrick Phela menyampaikan rasa bangga dan terima kasih atas dedikasi dan peran para Komandan Satgas dalam menjaga perdamaian di Lebanon.

Upacara penganugerahan Piagam Penghargaan ini juga dihadiri para Dansatgas pengganti yang sudah tiba. Dalam sambutannya, DFC mengucapkan selamat bergabung dalam UNIFIL dan berharap para Dansatgas baru dapat segera menyesuaikan dengan tugas sesuai bidang masing-masing.

"Kelembutan dan Kasih Sayang Dibalik Ketegasan Prajurit"

SIKAP perilaku tegas, disiplin dan tidak kenal menyerah yang merupakan doktrin bagi setiap prajurit, dan menjadikannya sebagai ciri khas dan standar kepribadian seorang prajurit dalam setiap tarikan nafas kehidupannya, tanpa batas waktu harus tetap terbina dan terjaga dengan baik.

Dan sebagai bagian dari warga Negara Indonesia yang terpili

h, terdidik dan terlatih, seorang prajurit adalah dipersiapkan untuk berada dibarisan paling depan dalam mengawal dan menjaga kedaulatan Negara Republik Indonesia tercinta bersama komponen bangsa yang lain, dari berbagai bentuk ancaman, baik yang datang dari luar maupun dari dalam negeri.

Sehingga sekecil apapun tugas yang diemban bukan untuk kepentingan pribadi, kelompok maupun golongan namun berorientasi pada kepentingan bangsa dan Negara yang harus dilakasanakan dengan penuh rasa tanggung-jawab hingga berhasil dan tuntas.

Seorang prajurit apapun tingkatannya, bukanlah seperti yang selama ini dipahami oleh sebagian masyarakat, yaitu sebagai sebuah robot bernyawa. Prajurit yang konotasinya sebagai seorang manusia yang dilatih, dididik, didoktrin dan dipersenjatai, semua kegiatan operasi yang dilaksanakan adalah untuk kepentingan bangsa dan Negara, dan pelaksanaan dilapangan berdasarkan dari jalur komando pimpinan atas yang sudah terencana dan terprogram.

Salah satu fakta membuktikan, berbagai kendala di lapangan harus dihadapi oleh Komandan Lanud (Danlanud) Palembang, Letkol PNB Adam Suharto dan Batalyon 462 Paskhas dalam upaya melaksanakan program kedepan menjadikan Lanud Palembang sebagai Pangkalan Utama penyangga keamanan ibukota Negara. Namun demikian, berbagai kendala yang muncul tersebut selalu dihadapi dengan kesabaran dan kejernihan pikiran untuk mendapatkan solusi penyelesaian secara aman, damai, tegas dan proporsional.

Seperti yang dilakukan oleh personel Paskhas, untuk menghibur masyarakat baik orang tua, dewasa maupun anak-anak yang tinggal di salah satu wilayah sengketa, selain melaksanakan tugas pengamanan asset, prajurit Paskhas 462 yang tergabung dalam kopel musik ketipung suling baret jingga asuhan Kapten PSK Wisnu Budi Santoso beraksi dengan mendendangkan lagu-lagu kesukaan warga dan beberapa personel juga sempat bercanda sembari bermain kelereng dengan anak-anak warga masyarakat setempat, Selasa (30/10). 

Kamis, 01 November 2012

"Kecaman Terhadap Wajib Militer, Itu Cara Berpikir Salah"

Dalam salah satu pasal Rancangan Undang-undang Keamanan nasional menyebutkan akan adanya pasal tentang wajib militer bagi warga negara Indonesia. Beleid itu jelas menuai protes dan kecaman dari berbagai pihak. Salah satu alasan kecaman terhadap wajib militer adalah sebagai militerisasi terhadap sipil.

Connie Rahakundini Bakrie, pengajar d

i Fakultas Ilmu Politik dan Sosial Universitas Indonesia sekaligus analis pertahanan militer, justru menganggap pendapat itu cara berpikir salah. Dia beralasan banyak yang gerah dengan Front pembela islam dan partai-partai memiliki laskar. "Terus kenapa negara akan menerapkan wajib militer untuk menjadi tentara cadangan pada protes?" kata Connie balik bertanya.

Dia menyebut Israel sebagai contoh paling bagus soal sistem pertahanan negara. Negara Zionis ini juga menerapkan wajib militer terhadap lelaki dan perempuan berusia minimal 18 tahun. Masa wajib militer buat lelaki tiga tahun dan dua tahun buat perempuan.

Berikut penuturannya kepada Islahuddin dari merdeka.com saat ditemui di sebuah kafe di Mal Pondok Indah 2, Jakarta Selatan, Kamis (1/11) siang.

-Bagaimana Anda melihat mereka yang protes terhadap Rancangan Undang-undang Keamanan Nasional?

Pertama yang dilihat dari mereka, siapa mendanai. Kedua, memenangkan peperangan tanpa perang bisa terjadi dengan opini. Kenapa sekarang ramai ditakutkan akan mengkebiri undang-undang keterbukaan informasi publik. Bukankah yang ditakutkan adalah tidak ada lagi kebebasan berpendapat?

Sekarang saya balik, kita sekarang itu kebebasannya sudah keterlaluan. Di Amerika Serikat atau Israel, kalau sudah bicara anggaran pertahanan, partai yang jumlahnya sama dengan kita hampir 43 partai dan punya Komisi I seperti di DPR, tapi begitu mencapai angka belanja pertahanan, 43 partai itu akan tutup mulut, karena satu yang dilihat kepentingan nasional. Di Indonesia sekarang, banyak partai, kebanyakan ingin tahu, kemudian pers bocor juga. Yang ada sekarang saling makan dengan lainnya. Itu yang saya bilang Rp 7 triliun untuk pertahanan kita keluar dengan darah dan air mata, berbeda dengan Rp 7 triliun tiap tahun untuk pemilu. Itu angka Pemilu saya gunakan dari data yang sah dari data yang ada dan bisa dipertanggung jawabkan. Saya belum bicara angka, baliho-baliho, belum bicara soal sogokan, dan lain-lain, ini baru bicara data resmi negara.

Sekarang kita bicara pemilu. Indonesia terdiri dari 439 Kabupaten. Berapa Tempat Pemungutan Suara (TPS) dari semua itu, hitung? Mau partai kayak apapun juga tanpa punya uang minimum Rp 2 miliar tidak akan mendapatkan suara. Percaya saya, angka suara bisa dimainkan. Untuk mengawasi biaya suara di semua TPS itu perlu uang. Kalau partai tidak bisa mengawasi TPS, pasti suaranya akan diambil oleh yang punya uang.


-Terus bagaimana dengan tentara cadangan dalam RUU Kamnas?

Ternyata benar kata Pak Syafrie dan Pak Emir, ini yang pada protes agar membaca dulu undang-undangnya. Kemudian komparasikan dengan aturan lainnya, tidak akan seheboh itu, kok. Ini terkait juga dengan melibatkan tentara cadangan atau wajib militer.

Padahal dengan belanja pertahanan kita begitu rendah, wajib militer itu salah satu solusi. Wajib militer itu masuknya dalam tentara cadangan. Itu salah satu solusi mempertahankan negara. Balik lagi ke contoh Israel. Kenapa saya contohnya Israel? Contoh paling bagus, Israel kok. Sampingkan ego-ego agama atau ego lainnya, sekarang kita bicara pertahanan negara.

Di Israel, kalau ada yang pintar sekali pasti jadi pilot tempur. Pokoknya angka tertinggi, jadi pilot tempur. Kedua, ketiga, akan sesuai urutan. Yang terakhir, berdasarkan agama tidak boleh memegang senjata, tidak boleh selain belajar agama, misalnya perempuan. Di sana ada hukum agama, perempuan tidak boleh turun keluar, harus di belakang layar. Mereka akan dijadikan ahli-ahli dapur umum dan perawat. Ini saya bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dari perempuan. Ortodoks di sana seperti Islam, tidak boleh ngapa-ngapain atau ortodoks yang ahli agama hanya boleh baca Taurat, ya sudah dibikin saja urusan untuk Taurat saja.

Biayanya paling murah. Itu diambil sejak kelas satu SMA sudah dilihat kemampuannya. Kalau itu bisa, kenapa khawatir akan terjadi militerisasi pada sipil?
Bukankah itu kekhawatiran terjadi selama ini.
Sekarang saya balik, Anda khawatir dengan Front Pembela Islam (FPI). Itu lebih gila lagi. Tiba-tiba bikin laskar sendiri, kita tidak tahu ujung pangkalnya dari mana dan bergerak atas nama Tuhan. Nabi saja tidak pernah begitu. Itu berhabaya sekali, kita punya sekumpulan orang bisa menghajar siapa saja atas nama Tuhan. Padahal Tuhan tidak bisa untuk dikonfirmasi. Kenapa kita harus permisif pada FPI, kanapa harus permisif kepada partai-partai punya laskar. Kenapa? Sementara komponen cadangan negara akan ditarik sesuai standar pertahanan kemanan, kita malah komplain. Ada yang salah dari cara kita berpikir.

-Bagaimana dengan komando cadangan untuk daerah, tapi RUU itu menyebut bukan bupati, gubernur pemegang komando, tapi militer setempat?

Iya itu tadi penjelasannya tentang pasukan cadangan. Sekarang badan undang-undang otonomi daerah, dulu gubernur kita itu dari tentara. Kita lihat dulu rumah Indonesia dulu. (Kemudian dia mencoret-coret dalam kertas untuk menjelaskan sebuah analogi). Kita mulai dari presiden, gubernur, bupati/wali kota, camat, lurah/kepala desa. Itu semua akan disesuaikan, kodam dengan gubernur, kodim dengan bupati, koramil dengan camat, dan seterusnya.

Di sisi lain ada polisi. Ada Kepolisian Daerah (Polda), Kepolisian Resor (Polres), dan Kepolisian Sektor (Polsek), akan sama urut. Jadi waktu itu gubernur bisa mengontrol Komando Daerah Militer (Kodam) dengan Polda. Bisa secara otomatis kalau terjadi sesuatu di daerah, bisa diatur lansung secara sinergi oleh satu keputusan derah. Sekarang, jadi jomplang karena ada yang diputus di sana sini, sudah tidak sejajar dan tidak sebangun.

Contohnya, antara gubernur dan bupati mana lebih tinggi wewenangnya? Bupati, sekarang tidak ada cerita bupati mau dipanggil oleh gubernur, tidak akan mau dia. Dia sendiri punya daerah, dipilih langsung, bahkan membuat apa saja daerahnya, entah itu mengangkut harta karun, mau menyewakan pulau, pinjam uang, untuk pembangunan daerahnya itu boleh-boleh saja.

-Bukankah wajar RUU kamnas diprotes karena ada ketakutan akan kembali pada sistem Orde Lama?

Takut dan khawatir boleh-boleh saja. Tapi pertanyaannya dibalik, apakah ketakutan semu tadi terus membuat berhenti. Saya berani bilang TNI sudah merevisi total badannya langsung, pada 2000 sudah beres semuanya.

-Terus bagaiamana dengan reformasi di kepolisian?
Dengan segala hormat, belum.

Apa RUU ini juga terkait masih melekatnya unsur militer dalam kepolisian?
Bukan, saya bingung, katanya polisi itu mau jadi sipil. Kenapa dia jadi militer lebih dari militer, karena kita rancu melihat pertahanan dan keamanan. Pertanyaannya sekarang saya balik, berarti kalau TNI kembali ke barak, oke, kembali ke barak. Tapi kasih pesawat tempur benar, kasih mereka untuk bertahan yang benar, kasih kapal cepat yang benar, kapal perang yang benar dan semua, jadi tidak ada lagi kejadian kasus Sipadan dan Ligitan.

-Tapi masyarakat masih trauma terhadap militer?

Itu tidak akan mungkin terjadi. Yang sudah berhasil mereposisi, meredefinisi, fungsi dan peran malah tentara.

-Apa militer mamang tidak percaya kalau sipil yang memimpin?

Kalau saya melihat tidak. Militer kita itu patuh pada hukum. Kalau saya jadi militer tidak patuh kepada hukum, apa susahnya seorang panglima TNI menghadap seperti McArthur, saat perang Vietnam karena dananya mau diputus. Dia langsung menghadap panglimanya saat dana militernya mau diputus. Dia langsung menghadap Asin Howard. "Hei, ini tongkat komando gue. Lu putus anggaran pertahanan gue, anak buah gue mati, tidak diberikan alat utama sistem persenjataan yang lengkap, tidak tepat guna dan tidak tepat sasaran, gue mengundurkan diri." Di sini cara seperti itu tidak ada karena karena terlalu patuh. Saya pikir sudah saatnya panglima TNI itu berpikir maju.

Kita bicara HAM ya, manusiawikah kita, tentara kita di perbatasan pulau terluar ditengok setahun sekali itu sudah bagus. Jadi sekarang kita ini bicara HAM, HAMnya siapa? Saya tanya, hak-hak sipil? Saya sipil, kok saya merasa sekarang terancam. Saya merasa negara tidak peduli Indonesia dikelilingi oleh kekuatan-kekuatan negara luar. Kok kita diam saja. Kok anggaran pertahanan negara kita cuma naik cuma 1,2 persen dari Produk Domestik Bruto (GDP). Kenapa tidak langsung naik seperti Israel langsung naik menjadi 7-12 persen dari GDP. Padahal, ancamannya semakin meningkat

Jangan salah, sekarang abad Asia dan kunci Asia itu adalah Indonesia. Laut Cina Selatan, ini akan dilewati Malaka dan Sunda. Makanya saat ramai pembahasan RUU itu, saya malas datang diundang berkali-kali oleh DPR, karena inti permasalahan paling penting tidak dilihat dulu. Yang dilihat hanya pelanggaran HAM, pers dibungkam, dikhawatirkan mengurangi peran polisi.

"Sekali lancung ke ujian seumur hidup orang tak percaya" mungkin itu yg terjadi.
Ketakutan kekuatan militer digunakan untuk kekuasaan atau status quo rasanya sudah tidak beralasan lagi, sistem yg sudah beda, tak ada lagi pembungkaman, pembatasan masa jabatan presiden aturannya sudah jelas, apa lagi yg jadi alasan takut akan kamnas.

Rabu, 31 Oktober 2012

"KRI Sutanto-377 Juara Lomba Cepat Tepat Satkorarmabar"

Jakarta - Satuan Kapal Eskorta Komando Armada RI Kawasan Barat (Satkorarmabar) mengadakan kegiatan Cepat Tepat Tingkat Departemen Mesin yang diikuti prajurit Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) jajaran Satkorarmabar di Markas Komando (Mako) Satkorarmabar, Pondok Dayung, Jakarta Utara, Rabu (31/10).

Dansatkorarmabar Kolonel Laut (P) Denih 

Hendrata yang diwakilkan Pasops Satkorarmabar Mayor Laut (P) Chabib Shofhani mengatakan, kegiatan Cepat Tepat ini bertujuan untuk mendorong Anak Buah Kapal (ABK) KRI Satkorarmabar agar dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam menunjang kemampuan profesi serta meningkatkan pengetahuan dibidangnya masing-masing dalam penugasan di KRI.

Selain untuk menunjang kemampuan profesi, kegiatan tersebut bertujuan untuk menciptakan interaksi antar anggota unsur Satkorarmabar agar tercipta kekompakan dan rasa solidaritas yang tinggi serta terbentuknya keseragaman pola pikir dan pola tindak, aksi di kalangan prajurit.

Kegiatan Cepat Tepat tersebut diikuti tiga regu yang setiap regunya diwakili tiga ABK dari Departemen Mesin dari tiga KRI Satkorarmabar. Ketiga KRI tersebut masing-masing KRI Imam Bonjol (IBL-383), KRI Sutanto (STO-377) dan KRI Sutedi Senaputra (SSA-378).

KRI STO-377 keluar sebagai juara pertama pada kegiatan Cepat Tepat tersebut diikuti KRI IBL-383 sebagai juara kedua, dan juara ketiga diraih KRI SSA-378.

"Prajurit TNI Bantu Warga Panen Buah Zaitun di Lebanon"

JAKARTA -30 prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Batalyon Mekanis Konga XXIII-F/UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon) dibawah kordinator Kasi CIMIC (Civilian Military Coordination) membantu warga Banihayan Lebanon Selatan memanen buah Zaitun dikebunnya.
Kegiatan ini merupakan agenda kerja staf CIMIC Satgas dalam membantu warga

sekitar Area Operasi Indobatt (Indonesian Battalion). Kegiatan dilaksanakan selama 3 hari dan berakhir hingga hari Selasa (30/10/2012).

Salah satu warga Banihayan Mr. Salah Ali Jabber, yang ikut memanen bersama istrinya, mengucapkan terima kasih atas bantuan prajurit Indobatt sehingga buah zaitun dikebunya dapat dipanen dengan cepat.
Dan proses pemerasan menjadi minyak lebih cepat pula dilakukan, menurutnya hasil minyaknya nanti sebagian dikonsumsi sendiri dan sebagian akan dijual.
"Prajurit Indobatt suka cita memetik buah Zaitun hingga selesai, pemetikan buah yang agak rendah dilaksanakan dengan tangan atau menggunakan alat khusus seperti sisir besar, khusus yang ada di pucuk pohon yang lebih tinggi menggunakan galah dan tangga," tulis Perwira Penerangan Satgas Konga XXIII-F/UNIFIL, Lettu Inf Suwandi dalam keterangan pers yang diterima, Rabu (31/10/2012).

Buah Zaitun yang mempunyai masa panen setahun sekali yaitu antara bulan Oktober dan November, buahnya diproses untuk diambil minyaknya, minyak zaitun mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, di Lebanon digunakan sebagai campuran makanan sehari-hari.
Selain itu dapat juga digunakan sebagai bahan kosmetik kecantikan dan kesehatan, di Lebanon minyak asli dari hasil ekstraksi pertama buah zaitun dijual 10 dollar untuk 1 liter.
Sementara itu ditempat berbeda menanggapi kegiatan ini, Dansatgas Indobatt Letkol Inf Suharto Sudarsono didampingi Wadansatgas Letkol Mar. FJH Pardosi mengatakan, membantu panen zaitun warga ini merupakan salah satu program kegiatan CIMIC yang dilaksanakan Satgas Konga XXIII-F dalam rangka menjalin hubungan baik dengan warga sekitar.

Dengan harapan hubungan yang sudah terjalin baik ini dapat terus berlanjut hingga akhir masa penugasan dan hingga berganti personel Indobatt yang baru.

Senin, 29 Oktober 2012

"S-97 Raider, Helikopter Tempur Berkecepatan Tinggi Rancangan Sikorsky"


Sikorsky S-97 Raider adalah rancangan helikopter tempur berkecepatan tinggi yang dikembangkan oleh Sikorsky Aircraft dan menurut rencana akan ditawarkan sebagai helikopter serang kepada Angkatan Darat AS dan kepada peminat lainnya.

Sikorsky S-97 Raider secara resmi diluncurkan pertama kali pada 20 Oktober 2010. Diharapkan h
elikopter ini bisa memenuhi kebutuhan Angkatan Darat AS yang akan menggantikan armada helikopter Bell OH-58D Kiowa Warrior. S-97 Raider bisa dioperasikan pada operasi militer khusus. Selain versi militer, helikopter ini juga tersedia dalam versi sipil.

Sikorsky S-97 Raider dikembangkan dari desain Sikorsky X2 dan akan menggunakan mesin turboshaft General Electric T700. Secara khusus, sebuah mesin turbin yang lebih kuat sedang dikembangkan untuk helikopter tempur ini agar memiliki kecepatan jelajah diatas 200 knot.

S-97 menggunakan rotor koaksial serta baling-baling pendorong yang terletak di belakang. Kendaraan udara ini dirancang untuk dapat membawa hingga 6 penumpang, tidak termasuk awak helikopter. Menurut rencana, 2 prototip dibuat pada bulan Oktober 2012 ini.

Spesifikasi Helikopter Tempur Sikorsky S-97 Raider

Karakteristik Umum:
Awak : 2
Kapasitas Penumpang : 6 parjurit bersenjata lengkap
Panjang : 11 m
Berat Kotor : 4.057 kg
Berat Maksimum Lepas-Landas : 4.990 kg
Diameter Rotor Utama : 10 m
Kinerja:
Kecepatan Jelajah : 407 km.jam (253 mph, 220 knot)
Kecepatan Maksimal : 444 km.jam (276 mph, 240 knot)
Jarak Jangkau : 570 km
Lama Operasional : 2 jam 40 menit
Batas Maksimum Ketinggian Penerbangan : 3.048 m

Persenjataan:
1 unit meriam mesin kaliber .50 kapasitas 500 peluru
7 poda roket
 

Minggu, 28 Oktober 2012

"Pesawat T-50 Pesanan Indonesia Masuki Lini Produksi"

Pesawat latih lanjut T-50 Golden Eagle pesanan Indonesia telah mulai diproduksi di pabrik Korea Aerospace Industry (KAI) Korea Selatan. Indonesia merupakan negara pertama diluar Korea yang memilih pesawat hasil rancangan KAI-Lockheed Martin ini.

Pada 12 April 2011 Indonesia telah memilih pesawat latih lanjut T-50 Golden Eagle untuk menggantik

an pesawat Hawk Mk-53 yang sudah menua. Pada saat itu T-50 berhasil menyingkirkan pesaingnya yaitu Yak-130 buatan Rusia dan L-159B buatan Ceko.

Nilai kontrak senilai 400 juta USD telah ditanda-tangani pada 25 Mei 2011 untuk pengadaan 16 pesawat T-50 atau satu senilai skadron udara. Tipe pesawat yang dipilih Indonesia adalah yang mampu membawa persenjataan, meskipun secara spesifik tidak disebut sebagai T/A-50. Penyerahan pesawat tersebut rencananya akan dilakukan pada tahun 2013.

Dalam negosiasi jual beli, sempat muncul beberapa opsi, diantaranya adalah opsi counter-purchase dengan pesawat angkut CN-235 atau reassemble pesawat T-50 ini di PT Dirgantara Indonesia, namun belum jelas opsi mana akhirnya yang dituangkan dalam kontrak.