Kamis, 08 November 2012

REVISI JET TEMPUR T-50, SANG RIVAL F-22 RAPTOR


India merevisi beberapa ketentuan dalam kesepakatan kerja sama dengan Rusia untuk membangun rival jet tempur fighter generasi ke-5 F-22/F-35 Amerika Serikat. India bersikukuh untuk membuat sendiri jet tempur siluman T-50 (atau PAK-FA) dalam jumlah yang lebih banyak, termasuk outfit, elektronik dan peralatan lainnya dari India atau dari Barat. Sebagai
 konsekuensi dari perubahan ini India hanya akan membeli jet tempur T-50s yang dibangun oleh Rusia dalam jumlah yang lebih sedikit.

Pesanan telah dipangkas dari 200 unit menjadi 144 unit. Rusia mengatakan T-50 akan mulai beroperasi pada tahun 2019, namun India bersedia untuk menundanya satu tahun atau lebih demi mendapatkan versi modifikasi "T-50i", yaitu T-50 dengan spesifikasi yang diinginkan India.

Awal tahun ini tadi terungkap bahwa proyek T-50 tertunda untuk waktu dua tahun. Akhirnya pesawat ini baru dapat ditargetkan untuk diproduksi secara massal pada 2019. Jelas India tidak menyukai hal ini. India telah berinvestasi setengah dari biaya pembangunan T-50 sebesar 6 miliar dolar AS dan India belum mendapat kepastian mengenai kapan T-50 akan diproduksi.

Penundaan dua tahun berarti biaya pembangunan juga meningkat dan pihak Rusia belum menginformaskan kepada India soal perubahan anggaran ini, inilah yang membuat India "uring-uringan". Selain itu, investasi India yang sebesar 6 miliar dolar AS hanya cukup untuk membuat dasar pesawat. Sedangkan, semua sistem avionik akan membutuhkan biaya ekstra, dan hingga kini India belum mengetahui berapa biayanya. Inilah alasan mengapa India sekarang memasok produk elektroniknya sendiri, suatu hal yang tidak disukai Rusia namun tidak dapat dicegah.

India awalnya berencana mengakuisisi 250 unit T-50 yang baru, dengan taksiran biaya sekitar 100 juta dolar per unit. Lalu jumlah tersebut turun menjadi 200 dan sekarng turun lagi menjadi 144. India memandang biaya program T-50 Rusia tak ubahnya sama dengan biaya program F-22 Raptor AS yang biaya pembangunannya menguras keuangan negara. 

Prototipe T-50 pertama kali terbang dua tahun lalu. Rusia dan India telah banyak "bermain-main" dalam mendesain T-50. Dikabarkan T-50 adalah pesawat siluman sekelas F-22, F-35 atau B-2, namun para analis masih mempertanyakan "kesilumanan" pesawat tempur ini. Tapi tampaknya para pakar Rusia memang lebih menekankan sisi manuver ketimbang fitur siluman untuk T-50.

Ada juga masalah di penyempurnaan mesin dan sistem defensif elektronik untuk T-50. Jelas ini sebuah kerugian besar untuk dapat mengimbangi F-22 atau F-35, yang mampu mendeteksi pesawat musuh dari jarak jauh, tanpa melihat, dan kemudian menembakkan rudal yang dipandu radar (seperti rudal AMRAAM). Sepertinya masalah ini yang menjadi penyebab utama penundaan untuk waktu dua tahun itu.

T-50 adalah pesawat pejuang (fighter) 34 ton yang lebih bermanuver daripada Su-27 33 ton dan variannya, dengan perangkat elektronik yang jauh lebih baik, dan berfitur siluman. T-50 dapat terbang di atas kecepatan suara. Biayanya juga 2 kali lipat lebih besar dari Su-27.

Rusia menjanjikan pesawat pejuang yang mampu berumur hingga 6.000 jam terbang dan mesin yang tetap prima untuk 4.000 jam terbang. Rusia menjanjikan avionik kelas dunia, ditambah kokpit pilot yang sangat ergonomis. Penggunaan banyak pendorong (thruster) dan fly-by-wire akan menjadikan T-50 lebih bermanuver daripada versi sebelumnya Sukhoi Su-30s (padahal Su-30 sudah sangat gesit).

Sebenarnya Rusia secara khusus tidak bermaksud menjadikan T-50 sebagai pesaing langsung dari F-22 atau F-35 karena pesawat Rusia ini tidak begitu stealthy (bersifat siluman). Tetapi jika manuver dan elektronik canggih telah diterapkan sesuai dengan janji-janji Rusia, maka pesawat ini akan menjadi raja dari seluruh jet tempur diluar sana kecuali F-22. Dan jika T-50 dijual di bawah harga 100 juta dolar, dipastikan akan laris manis bak kacang goreng.

Untuk saat ini, T-50 dan J-20/30 China layak disandingkan sebagai pesaing potensial dari F-22. Seperti halnya F-22 yang biaya pembangunannya membengkak, ini juga terjadi pada program T-50, setidaknya harga T-50 ada di kisaran 120 juta dolar, namun harga ini bila T-50 diproduksi hanya dibawah 500 unit. Rusia berharap untuk membangun seribu T-50 untuk Angkatan Bersenjatanya.

F-22 hanya dibangun sebanyak 187 unit karena biayanya yang terlalu tinggi. Pengembang industri pertahanan AS sekarang mengembangkan teknologi siluman lain selain jet tempur yaitu, pesawat tempur tak berawak (UAV). Jadi menurut analsis AS, ketika T-50 sudah memasuki layanan (digunakan), dalam 7-10 tahun kedepannya, T-50 akan dibuat menjadi pesawat "jadul" oleh sesuatu yang lebih murah, yaitu UAV fighter yang berteknologi siluman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar